REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perdana Menteri Prancis Manuel Valls mewacanakan pelemahan kelompok Islam radikal di Prancis dengan menggencarkan pengenalan budaya dan pendidikan sekuler barat. Dengan demikian, ia berharap kelompok Islam radikal akan lebih diterima masyarakat masyarakat Prancis.
"Perang melawan ancaman di masyarakat kita, Islam radikal harus melewati sekolah dan budaya yang mendukung sekularisme," kata Valls dilansir dari Ibtimes pada Selasa (17/11). Cara ini diyakini dia akan membuat Islam dan muslim akan lebih diterima masyarakat Prancis.
Dia mengingatkan, ancaman Muslim radikal bukan hanya membahayakan masyarakat Prancis, tapi juga mencoreng muslim Prancis. Valls berharap muslim Prancis dapat melawan paham ideologi radikal yang terbukti telah menewaskan 129 orang pada tragedi di Paris. (Baca: Pria Berusia 27 Tahun Ini Otak di Balik Seragan di Paris)
Ideologi radikal yang menjadi ancaman tersebut, kata dia diantaranya adalah Wahabi dan Salafi. "Wahabisme dan Salafisme telah mengubah wajah Islam, ini bahaya nyata bagi Muslim dan Prancis," kata Vall. Valls mengatakan dua ideologi ini berpaham ultra konservatif dalam Sunni Islam yang selalu menekankan pendekatan kekerasan.
Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve, menyambut baik langkah ini. Ia menyetujui perang melawan ekstrimisme harus dilakukan dengan dua cara, selain kekuatan intelejen keamanan, juga harus dilakukan dengan cara lebih lembut. (Baca: Pengakuan ISIS Upaya Membajak Islam Terlibat Teror di Paris)